Awal Hidup Machiavelli
Aras Atas Merangkum perjalanan hidup Niccolo Machiavelli atas request dari salah satu pembaca Aras Atas di salah satu WA Grup. Berikut Kami Rangkum.
Niccolo Machiavelli lahir pada tahun 1469 di Florence, Italia. Ia lahir dari keluarga bangsawan, tetapi karena ketidakstabilan politik saat itu, hidupnya berbeda dari kebanyakan anak lain di kotanya. Dia harus bekerja untuk membantu menghidupi keluarganya dan tidak memiliki kesempatan yang sama seperti anak-anak lain seusianya. Namun, dia beruntung memiliki beberapa guru yang baik yang mengajarinya hal-hal seperti aritmatika, tata bahasa, retorika, dan bahasa Latin.
Machiavelli adalah seorang pria yang bersekolah dan belajar tentang sejarah serta filosofi, kemudian melanjutkan pendidikannya di studio Fiorentino yang dijalankan oleh Cristoforo Landino. Dari sinilah, ia memulai karir politiknya dan memiliki peran yang sangat penting dalam kancah politik Florence (Italia).
Dalam perjalanan karirnya Machiavelli bertugas sebagai sorang Diplomat selama kurang lebih 14 Tahun.
Tugasnya termasuk mengelola kebijakan luar negeri, pertahanan dan keamanan, dan perdagangan luar negeri. Machiavelli dibantu para asistennya, Agustino Vespucci, Andrea di Ramolo, dan Biaggio Buonaccorsi, yang menjadi teman setianya di kemudian hari. Pada tahun 1512, Machiavelli menyaksikan runtuhnya pemerintahan Girolamo Soderini, yang membuat semua prestasi dan kerja keras dalam hidupnya menjadi sia-sia.
Setelah dipecat, ia merasa semua fasilitas yang memberatkan dirinya selama menjadi birokrat dicabut. Akhirnya, dia memutuskan untuk mengasingkan diri di desa santo Andrea, namun dia tetap membenci orang-orang di sana. Ia menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 21 Juni 1527 di Florence, Italia.
Pemikiran Politik
Pemikiran Machiavelli didasarkan pada situasi sejarah di Italia saat itu yang penuh dengan kekacauan dan perebutan kekuasaan. Ia mulai berpikir tentang politik dan kekuasaan dalam konteks ini, dan juga mempelajari pemikiran para pendahulu seperti Aristoteles dan Cicero. Gagasan mereka membantunya mengembangkan pemikirannya sendiri tentang kekuasaan dan politik. Machiavelli juga sangat realistis dalam pemikirannya, itulah sebabnya dia menulis tentang pentingnya kekuasaan dan bagaimana seharusnya digunakan di suatu negara.
Dilamnsir dari p2k.unkris.ac.id. Machiavelli mengakui bahwa hukum yang baik dan militer yang baik adalah dasar dari sistem politik yang baik. Namun, karena paksaan dapat menciptakan legalitas, ia memfokuskan pada "paksaan" sebagai isu terpenting dalam tulisan-tulisan politiknya. Pandangan ini oleh sebagian orang menilai berbau otoriter. Karena tidak ada hukum yang baik tanpa senjata yang baik, Machiavelli hanya membahas senjata dalam karyanya. Dengan kata lain, hukum secara keseluruhan bertumpu pada ancaman kekuasaan koersif.
Otoritas adalah sesuatu yang tidak mungkin tanpa kekuatan untuk memaksa. Oleh karena itu, Machiavelli menyimpulkan bahwa rasa takut selalu tepat, sebagaimana kekerasan dapat secara efektif mengendalikan legalitas. Seseorang akan patuh hanya karena takut akan konsekuensinya, baik kehilangan nyawa atau kepemilikan. Argumen Machiavelli dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa politik secara keseluruhan dapat dirumuskan sebagai supremasi kekuasaan koersif. Otoritas adalah hak untuk memerintah.
Penalaran luar: "Niccolo Maciavelli ingin membuat Italia hebat kembali, seperti pada masa Kekaisaran Romawi. Dia berpikir bahwa untuk melakukan ini, mereka membutuhkan pemerintahan yang kuat dan kuat yang dapat menguasai semua wilayah Italia. Maciavelli percaya bahwa tujuan negara lain di masa lalu – seperti menyempurnakan umat manusia – juga penting.
Baginya Negara boleh melakukan apa saja untuk merain atau melanggengkan kekuasan. Ini mungkin melibatkan melakukan apa saja, selama itu membantu mencapai tujuan. Ini disebut "hetdoel heilight de middeled". Ajaran politisi terkenal, Niccolo Machiavelli, membantu mengembangkan ide ini. Machiavelli percaya bahwa politik didasarkan pada sikap nyata, bukan hanya pada apa yang baik bagi negara. Jika negara perlu mengambil tindakan terhadap kepentingan individu untuk mencapai tujuannya, itu dapat dipertimbangkan." (dialansir dari Jurnal Milik UIN Syarif Hidayatullah)
Beberapa Kontroversi Pemikiran
Dilamnsir dari p2k.unkris.ac.id. Beberapa orang berpikir bahwa Machiavelli adalah guru yang buruk karena dia menunjukkan kepada orang-orang bagaimana menjadi jahat dan tidak peduli dengan orang lain. Pandangan ini dikemukakan oleh Leo Strauss, karena ia melihat nasihat Machiavelli menghindari nilai-nilai keadilan, kasih sayang, kebijaksanaan, dan cinta, serta cenderung mengajarkan kekejaman, kekerasan, ketakutan, dan penindasan.
Pandangan kedua adalah bahwa Machiavelli adalah seorang realis atau pragmatis yang hanya melihat sisi praktis dari politik.
Pandangan ketiga adalah bahwa Machiavelli adalah seorang ilmuwan yang menggunakan pemikiran ilmiahnya untuk melihat politik. Dia dikenal sebagai "Galileo politik" karena dia membedakan antara apa yang politis dan apa yang bermoral.
Corak Pemikiran Filsafat.
Pertama Alegoris
Dalam hal ini banyak pemaparan yang dilakukan oleh Machiavelli yang mengawali pemikirannya dengan menggunakan alegori. Seperti pemimpin harus belajar dari Chiron. Chiron adalah hewan mitologi Yunani yang memiliki tubuh manusia dan kepala hewan. Belajar itu penting agar pemimpin bisa mewarisi dari sifat Chiron sendiri. Yaitu, memiliki sifat manusia dan hewan.
Jika seorang pemimpin memiliki sifat manusia, mereka mungkin takut akan hal yang sama yang ditakuti orang Kristen. Hal-hal ini bisa termasuk terlalu lamban untuk bertindak saat ada masalah, dan terlalu lembek. Misalnya, dari Alkitab kita tahu bahwa pipi kanan ditampar tidak apa-apa jika pipi kiri ditampar. Ini menunjukkan bahwa ajaran-ajaran yang menguasai Italia tempat tinggal Machiavelli, yang merupakan ajaran Kristen, tidak mengajarkan untuk menentang terjadinya tirani.
Menurut Machiavelli, penting bagi seorang pemimpin untuk memiliki naluri binatang seperti singa atau rubah. Seekor singa kuat dan dapat mengalahkan lawan, tetapi tidak berdaya untuk menghindari jebakan. Seekor rubah, sebaliknya, mampu menghindari jebakan dan memiliki kekuatan untuk menang dalam pertarungan.
Karena sulit menyelesaikan sesuatu jika Anda memiliki musuh, masuk akal jika Machiavelli mengatakan raja harus menghancurkan mereka terlebih dahulu. Jika tidak, dia akan merusak segalanya.
Kedua Realis
Filosofi politik Machiavelli didasarkan pada keyakinan bahwa realitas politik adalah apa adanya (realistis), dan bahwa kita perlu menghadapinya sebagaimana adanya. Dia juga mengajari cara mendapatkan apa yang kita inginkan, cara mempertahankan kekuasaan, dan cara menghadapi lawan.
Salah satu hal yang diajarkan Machiavelli adalah bahwa politik tidak hanya baik atau buruk. Politik juga tentang kekuasaan. Jika seseorang memiliki terlalu banyak kekuatan, mereka dapat melakukan hal-hal buruk kepada orang-orang, yang akan sangat buruk.
Filosofi politik Machiavelli dirancang untuk membantu memahami bahwa tidak, sekalipun dengan cara yang buruk itu boleh dilakukan untuk merebut kekuasaan poltik.
Menurut pemikiran filosofi politik Machiavelli, boleh saja menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan, asalkan cara tersebut tidak mengganggu nilai-nilai agama atau moralitas. Namun, jika menggunakan ide-ide Machiavelli mengakibatkan agama kehilangan kesakralannya, itu adalah hal yang buruk.Inilah kontradiksi yang dimaksud.
Ketiga Stabilitas
Filosofi Machiavelli adalah tentang mencapai stabilitas sosial. Karena kondisi kenegaraan saat itu terjadi konflik yang rumit. Untuk melakukan ini, dia mungkin harus melakukan hal-hal yang tidak selalu baik, karena itulah yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dia berpikir lebih baik menjadi kejam demi kebaikan, dalam arti membantu mencapai masyarakat yang stabil, daripada berbuat baik tetapi akibatnya terjadi kejahatan.
Keempat Kondisional
Untuk memahami filosofi politik Machiavelli, Anda perlu memahami gagasannya tentang Chiron. Chiron adalah makhluk dalam mitologi Yunani dengan fitur manusia dan hewan. Di satu sisi, Machiavelli percaya bahwa pemimpin harus memiliki perpaduan karakteristik manusia dan hewan sehingga mereka dapat lebih memahami kedua sisi kepribadiannya. Inilah kunci untuk memahami filosofi politik Machiavelli.
Dalam berurusan dengan orang lain, Machiavelli mengajarkan para pemimpin untuk menjadi seperti singa dan rubah. Singa pemberani dan bisa bertarung melawan lawan, sedangkan rubah pintar dan bisa menghindari jebakan.
Segala sesuatu dapat berupa. kalah dan memang kapan saja bisa terjadi. Maksud komparasi dari pemikiran Machievelli adalah kita haru tau situasi secara internal dan eksternal. Seperti pemahaman tentang Chiron, pemimpin bisa menjadi singa untuk bisa meraih kemenangan, dan harus menjadi Rumah untuk menghindari kekalahan secara politik (Perang)
Sekelumit Pemikiran Machiavelli Yang Dirangkum Dalam Bukunya Berjudul The Prince.
Machiavelli menilai raja yang bisa berdiri sendiri adalah mereka yang memiliki tim yang cukup besar atau memiliki pendanaan untuk mengumpulkan kekuatan militer yang mampu menghadapi setiap serangan. Demikian pula, raja harus meminta bantuan dari orang lain ketika mereka tidak dapat menguasai medan perang melawan musuh dan harus mencari perlindungan di benteng dan bertahan hidup di sana.
Dia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi tentang topik, kecuali untuk memberikan nasihat kepada raja-raja untuk memperkuat dan memperkuat kota mereka dan tidak perlu khawatir tentang negara-negara di sekitar mereka. Jika kota sudah memiliki pertahanan yang tepat, pemerintahan diatur sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah saya tunjukkan (dan saya akan membicarakannya nanti), maka musuh akan sangat berhati-hati untuk menyerangnya.
Karena rakyat akan segan melakukan sesuatu jika menghadapi banyak kesulitan dan mudah-mudahan tidak akan pernah mudah menyerang kota yang telah dipertahankan dengan kokoh dan rajanya dicintai rakyat. Ketika membahas sifat kerajaan-kerajaan ini, perlu dipertimbangkan dua hal: apakah raja memiliki kekuatan yang memungkinkannya berdiri sendiri dalam situasi bahaya, dan apakah raja selalu harus meminta bantuan orang lain.
Oleh karena itu, seorang raja yang memiliki kota yang kuat dan tidak dibenci oleh rakyatnya tidak dapat diserang. Dan jika diserang, penjajah mungkin bisa terpaksa mundur karena malu. Jawaban Machiavelli atas keberatan ini adalah bahwa seorang raja yang kuat dan berani akan selalu dapat mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut, dengan memberikan semangat kepada rakyat dan memberikan harapan bahwa kesulitan yang mereka derita tidak akan berlangsung lama.
Lagi pula analisa Machiavelli terhadap serangan musuh, musuh pasti akan menghanguskan pedesaan jika dia datang menyerbu. Pertahanan kota sangat bervariasi, hampir tidak mungkin bagi siapa pun untuk melakukan pengepungan selama setahun, jika pasukan tidak dapat berbuat apa-apa. Mungkin ada ketidaksepakatan jika orang-orang memiliki properti di luar tembok kota dan menyaksikan hartanya terbakar, tetapi mereka tidak akan mampu bertahan dan bertahan dalam pengepungan yang lama dan kepentingannya sendiri akan membuatnya sembrono dan melupakan kewajibannya terhadap Kota.
Buku Niccllo Machiavelli : Comot File
Rate This Article
Post a Comment
Thanks for reading: Aras Atas | Biografi dan Pemikiran Niccolo Machiavelli , Sorry, my English is bad:)