Follow Aras Atas on Facebook Contact Us Open!
Join our telegram Contact Us Join Now!
Kulikan Logika Sontoloyo | Perspektif... Buka Kacamata Kuda
Kulikan Logika Sontoloyo | Perspektif... Buka Kacamata Kuda

Kulikan Logika Sontoloyo | Perspektif... Buka Kacamata Kuda

Kulikan Logika Sontoloyo adalah Buku yang ditulis oleh Suwardi Rasyid. Buku ini menjelaskan berbagai realitas kehidupan sehari-hari.

Kulikan Logika Sontoloyo

PERSPEKTIF... 
BUKAN KACAMATA KUDA

Dalam perjalanannya pulang dari mendampingi bebek- bebeknya rekreasi ke tepian sawah pinggir kali, sembari asyik menikmati akapela ratusan bebeknya...wek-wek-

wek...(bukan wik-wik-wik lho ya...) Sontoloyo teringat bahwa dua orang tokoh nomor satu bangsa ini pernah meminjam namanya untuk menegaskan “perilaku tidak baik” yang diadegankan oleh tokoh publik yang semestinya menjadi tauladan. Sontoloyo ingat Bung Karno (Presiden pertama RI), dan Joko Widodo (Presiden ke-tujuh RI), yang siap-siap “bertarung” lagi menuju kursi kepresidenan.

Ada rasa bangga didadanya karena namanya dipinjem dua tokoh besar negeri, namun sedih juga membekas karena namanya jadi terkesan ber-aura negatif...hickh kasian Sontoloyo...”ini masalah pandangan saja” senyumnya kecut.

Dalam hati Sontoloyo gutak-gathuk (cocok-logi) pikirannya...”mungkin pendapat itu sama dengan sudut pandang”, sudut pandang itu adalah titik awalan seseorang dalam melihat sesuatu objek...kalo begitu benar kata Tukang Ukur Tanah kemarin...ini cuman tentang perspektif. “Pantes aja sering kali dipakai dalam forum perbincangan orang-orang penting sambil makan kuaci”. Sontoloyo ingat ketika terjadi perbedaan pendapat atas objek yang sedang didiskusikan orang-orang itu, maka kalimat pengantarnya pasti dimulai dengan “menurut pendapat saya...”... atau “pandangan saya atas masalah ini...”, atau “bagaimana pendapat atau pandangan anda...”. Ini berarti perspektif atas satu objek sangat diperlukan, walau perspektif setiap pemerhati objek berbeda-beda. Atas perbedaan perspektif itulah maka penilaian atas objek tersebut akan menjadi komprehensif atau utuh ketika digabungkan dengan keluasan hati.

Orang yang mampu memandang sesuatu dari berbagai perspektif sudah barang tentu dia adalah manusia yang memiliki kebijaksanaan atas objek tersebut...”cieee Sontoloyo salah tingkah” nyaris kesandung akar pohon beringin, karena tiba-tiba ada sapi jantan dengan tanduk yang sudah mulai panjang menakuti bebek- bebeknya. Sambil menenangkan barisan bebek, Sontoloyo ingat pepatah; kalau melihat satu masalah, jangan pakai kacamata kuda...”nah, ribet lagi nich !”. Tadi sudut pandang, sekarang kacamata kuda...mumet juga kalo dalam berpikir saja kuda harus ikut campur...hmmm...Sontoloyo menarik nafas panjang, sembari sesekali mengayunkan bambu kecil berumbai kain perca warna warni pengarah bebek-bebeknya.

“Jangan lihat masalah dengan kacamata kuda”, pesen Kakek satu masa pada Sontoloyo. Emang ada masalah apa dengan kacamata kuda? Seorang tetangganya yang sais kereta pernah cerita pada Sontoloyo, bahwa satu saat kereta kudanya nyaris terbalik karena tiba-tiba kudanya meringkik dan langsung berbalik tak terkendali, karena papasan dengan kereta lain yang kudanya ternyata betina...”gara-gara selayang pandang kudaku jadi birahi”, ujar sais kereta...”syukur-syukur pakai kacamata”, lanjutnya. “Emang kenapa kalau ndak pakai kacamata”, tanya Sontoloyo penasaran. “Ya ndak bisa tahan nafsunya, matanya jelalatan...itu urusan lihat betina sekilas aja langsung rusuh...apalagi kalau lihat daun muda, bisa tambah ngamuk ndak terkendali dia”, tegas si sais. Sontoloyo tersenyum lebar, ia teringat ceramah ustad yang menegaskan “pentingnya menjaga pandangan dan menundukkan pandangan”...”jadi manusia mirip-mirip kuda juga”, batinnya.

Lain contoh ketika Pak Reagen ketua RT di kampungnya, menyelesaikan kasus antar warga akibat perkelahian anak- anak remaja...dengan sangat bijak dan berwibawa Pak Reagen menenangkan warga sembari berkata “kita tidak boleh menggunakan kacamata kuda dalam menyelesaikan masalah ini, kita semestinya melihatnya dengan komprehensif agar terselesaikan dengan baik”... keren juga bahasa Pak RT, tapi apaan komprehensif ? Karena penasaran Sontoloyo googling, hasilnya mengagetkan. Ternyata yang Pak RT maksud dengan komprehensif = menyeluruh...Sontoloyo membatin “besok-besok mau usul, kalau Pak RT jangan pakai istilah yang sulit dach !”...dan terkait kacamata kuda, Sontoloyo berkesimpulan bisa-bisa aja dipakai yang penting situasi dan kondisinya pas...Sontoloyo mengikat pagar kandang bebeknya, kemudian berlalu hilang membersihkan diri di sumur belakang rumahnya.

**


PROFIL PENULIS

Bonang adalah nama kecil penulis. Aslinya adalah Suwardi Rasyid. Lahir di Lombok Timur, 27 Oktober 1977. Tamatan IKIP Negeri Singaraja Jurusan Pendidikan Sejarah, Sosiologi dan Antropologi ini punya hobi yang kuat dalam bidang membaca, menulis dan berdiskusi...namun ini adalah karya pertamanya yang naek cetak (hehehehe...). Senang belajar bersama dalam komunitas dan organisasi menjadikannya orang yang suka “mengaduk-aduk logika” dalam diskusi.

Sensitifitas penulis berkembang sebagai akibat dari banyaknya sentuhan psikologis perempuan dalam hidupnya (mungkin lo ya...); dua orang Ibu (Sri Wulan Alm., dan Mulia Awarni), lima orang saudara perempuan (Sri Suharti, Sri Ernawati, Sri Wahyuni, Sri Rahayu, dan si bungsu Sri Saptini). Tiga lelaki tangguh melengkapi liuk-liku hidupnya (Ayah = Tuan Radi Alm.; saudara Sriadi Alm.,dan Sudiman Nur Fajri), dan tidak lupa juga bahwa nuansa kebersamaan keluarga petani adalah yang utama.

Jenjang pedidikan SD, SMP, SMA ia lalui di Lombok Timur (SD Negeri 1 Kesik/Masbagik, SMP Negeri 1 Sikur, SMA Negeri 1 Terara). Semasa kuliah, secara kebetulan pembelajaran penting tentang “peduli” didapatkan pada Era Gerakan Reformasi, era yang mengharuskannya untuk banyak belajar kepada senior-seniornya. Penulis pernah juga bergabung dalam UKM Mapala Loka Samgraha IKIP Negeri Singaraja, dan belajar dalam organisasi ekstra kampus (Himpunan mahasiswa Islam – Cabang Singaraja/kini). Untuk melanjutkan hobi di alam bebas, penulis pernah ikut menjadi pengurus FPTI (Federasi Panjat Tebing) Kabupaten Buleleng – Bali.

Hingga saat ini, penulis bertugas sebagai pengajar mata pelajaran Sejarah di SMA Negeri 2 Gerokgak – Buleleng – Bali. 

Dalam kesederhanaan fasilitas komunikasi penulis dengan majelis pembaca bisa bersilaturrahim lewat HP. 087 859 866 252, atau FB : Bonang’SRW. Terimakasih. 

Terakhir, tentang keluarga Kecil penulis : Martini (istri), Shri Loma Wiraditya Pangestu (Putra), dan Sirah Zayani Panuluh (Putri)...

”Ikat Keluarga dalam Diri, dan Ikat Diri dalam Keluarga menuju Baiti Jannati...Amiinnn!”.



Rate This Article

Post a Comment

Thanks for reading: Kulikan Logika Sontoloyo | Perspektif... Buka Kacamata Kuda, Sorry, my English is bad:)

About the Author

Aras Atas
Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.
// //