Follow Aras Atas on Facebook Contact Us Open!
Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated
Novel Anak-Anak Negeri

Aras Atas

Ngomong-Ngomong Soal Anak-Anak Negeri Novel Tentang Kepemudaan

Deskripsi Anak-Anak Negeri, Novel Tentang Kepemudaan

Anak-anak Negeri adalah novel yang menceritakan Tentang Kepemudaan, Novel ini akan dimuat dalam Blog Aras Atas secara berkala.

Novel ini menceritakan sekelompok pemuda yang sedang menempuh pendidikan Strata 1 di Surabaya. Mereka datang dari berbagai daerah. Tokoh dalam Novel di antaranya Damar, Yanto, Imad, Tomy, Dani, Amar dan Amir (Si Kembar). Mereka semua adalah pemuda yang sedang haus akan Ilmu Pengetahuan dan Penempaan Diri sebagai Pemuda. Mereka banyak mendiskusikan realitas kehidupan, sebagian dari yang mereka diskusi dalam Novel adalah adaptasi dari realitas yang sesungguhnya, namun dikemas menjadi dialog novel.

Tema-tema diskusi yang dibahas oleh para tokoh novel seperti teori pengetahuan, sains, filsafat, Kebangsaan, Isu-isu politik dll diambil dari buku-buku referensi yang pernah dibaca oleh penulis Novel, namun agar tidak menjadi jumud penulis mengemas pembahasannya menjadi dialog dalam Novel ini.

Salah satu buku yang menjadi bahasan diskusi mereka adalah Mega Proyek MIFEE di Papua yang digagas Tahun 2007. Suku Marind (ada juga yang menyebut Suku Malind) adalah korban dari Proyek ini. Penulis mengambil banyak cerita soal mega proyek ini dalam buku "Korporasi dan Politik Perampasan Tanah" yang ditulis oleh Laksmi A. Savitri.

Tokoh lain yang cukup sentral dalam cerita Anak-anak Negeri adalah peran Pak Sand selaku mentor dari tokoh-tokoh muda dalam cerita. Pak Sand banyak sekali memberi arahan dan topangan pengetahuan yang diperlukan oleh Pemuda sepeti Damar, Yanti, Imad dll. Pak Sand bekerja sebagai Jurnalis di salah satu Surat Kabar ternama, makanya pemahaman tokoh-tokoh muda tentang isu-isu politik lokal menjadi semakin bervariasi. 

Selain Pak Sand ada Mbah Mejan pemilik warung tempat para mahasiswa berteduh dan berdiskusi setiap harinya. Selain tempat makan dan berteduh, warung Mbah Mejan juga menjadi markas bagi para pemuda menuangkan isi diskusi dan gagasan-gagasan pergerakan kepemudaan. Terutama bagi Damar dkk, dengan ijin Mbah Mejan mereka mendirikan Organisasi sekaligus menjadikan Warung Mbah Mejan sebagai Kesekretariatan...

Ceritanya saya akhir dulu, jika ada kesempatan akan saya ulas sedikit lebih detail..

Salam....

Baca juga :

Rate This Article

Thanks for reading: Anak-Anak Negeri Novel Tentang Kepemudaan, Sorry, my English is bad:)

About the Author

Aras Atas

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.
// //