Nurcholish Madjid dan Tan Malaka Ditentang Zaman
Aras Atas Penalaran :
Aras Aras | Setiap pemikir besar selalu ditentang oleh zamannya, begitulah bijaknya berkata. Kita ambil contoh tokoh pemikir yang mengalami seperti kata-kata Tan Malaka di atas. Tidak jauh-jauh, kita ambil produk dalam negeri saja. Dialah Nurcholish Madjid, seorang pemikir bercorak keislaman. Banyak dari produk pikirannya menimbulkan kegaduhan pada di zamannya. Kritik-kritik Cak Nur (panggilan akrab Nurcholish Madjid) terhadap umat Islam terbilang sangat sangat tajam, salahnya satu gagasan pembaharuan yang menggunakan Sekularisasi Islam yang dipaham oleh para pemuka Islam saat itu sebagai Islam Sekularisme (Sekuler) dan jargon yang sangat populer ialah "Islam Yes,, Partai Islam No.." sebagai bentuk kritik dan sindiran Cak Nur terhadap partai-partai Islam dengan "ide-ide yang tidak menarik".
Masih soal gagasan Pembaharuan Cak Nur, mengatakan dalam pandangannya bahwa adanya "kebutaan" dimata umat Islam kala itu, bahwa akibat dalam perjalanan panjang umat Islam tidak lagi mampu membedakan nilai-nilai yang bersifat duniawi dana mana nilai-nilai Islam yang bersifat Ukhrawi, bagi Cak Nur Umat Islam telah mencampuradukkannya, bahkan parahnya membolak-balikkan nilai-nilai itu hingga bertukar posisi. Cak Nur begitu berani, mengkritik Islam di tengah-tengah dominasi umat Islam dan dia pun sekaligus sebagai Islam.
Tan Malaka juga orang yang pernah ditentang oleh zamannya, meski beda kisah dan zaman dengan Cak Nur. Tan Malaka adalah Pemikir beraliran Sosialis. Dia adalah produk dari zaman penjajahan, pemikirannya kala itu sangat ditentang oleh Pemerintah Hindia Belanda bahkan menjadi buronan Internasional karena dianggap orang berbahaya secara Ide dan Gerakan Kemerdekaan Indonesia saat itu.
Tan, harus hidup dari tempat ke tempat yang lain, bahkan dari negara ke negara yang lain untuk menghindari kejaran hukum. Bahkan tak jarang dia hari menyamar dan mengganti nama agar tidak dikenal siapa pun. Sebagai seorang yang beraliran sosialis komunis, memang wajar dia musuhi. Di tengah dominasi Imperialisme dunia barat yang berwajah Kapitalisme, satu-satunya lawan sepada saat itu adalah Sosialisme-Komunis. Atau dengan pantas kita katakan Tan Malaka menjadi Sosialisme-Komunis karena pilihan Politik semata?......
Orang-orang Seperti Cak Nur dan Tan Malaka Dengan Pikiran-Pikiran Besarnya Selalu Ditentang Zaman,, Tapi Anehnya Kata Buya Syafi'i Ma'arif "Dia-Diam Mereka Diikuti" | Aras Atas
Penalaran Luar
Rate This Article
Thanks for reading: Aras Atas Quotes, Pemikir Adalah Ditentang, Sorry, my English is bad:)