Follow Aras Atas on Facebook Contact Us Open!
Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated

KULIKAN LOGIKA SONTOLOYO

JARING LABA-LABA POLITIK

“Bergurulah pada alam Nak !”, pesen Sontoloyo kepada anaknya. Kalimat ini sangat sering ia ingatkan, tetapi baru pada pertemuan kali ini anaknya terasa berani untuk bertanya...”kenapa Ayah seringkali bahkan sangat sering mengingatkan tentang berguru pada alam?”. Mungkin mereka terbawa suasana santai malam purnama yang bertepatan dengan malam minggu, besok anaknya libur sekolah.

Bertemankan jagung goreng (simpanan panen tahun lalu), kopi racikan istri, dan tidak lupa rokok klobot terselip menghias jari, diskusi santai Sontoloyo dan anaknya terlihat mesra. “Berguru pada alam itu bagi Ayah wajib Nak, karena ndak sekolah kayak kamu sekarang”. Menurut Ayah, cerita Bapak-Ibu Guru di sekolah itu sebagian besar diterima dari alam yang kemudian dikumpulkan dalam bentuk catatan agar anak-anak berikutnya gampang menerima dan mempelajarinya, “terang Sontoloyo”.

Salah satu contoh pelajaran alam untuk situasi di desa kita hari ini, terkait ramainya bakal calon kepala desa adalah berguru pada laba- laba. “Kenapa laba-laba Pak?...apa hubungannya antara pemilihan kepala desa dengan laba-laba?”, tanya si anak. Suara krutukan jagung sejenak menyela diskusi...setelah sruput kopi dan hisapan klobot yang sedikit dalam Sontoloyo menjelaskan pemikirannya kepada anaknyaa, tetapi dengan gaya berdialog;...

Sontoloyo : Menurutmu apa syarat yang harus dimiliki seseorang untuk bisa menjadi calon pemimpin ? “calon saja dulu, belum menjadi pemimpin”... tegasnya.

Anak : “Kaya, Pintar, Terkenal, dan bertanggungjawab”.

Sontoloyo : Coba kamu urai syarat-syarat itu ! Sedikit gupuh, si anak mengambil air minum seakan mengulur waktu sambil mencari alasan...

Anak : Seorang calon pemimpin itu harus kaya karena untuk memenuhi kebutuhan “pasukannya”, atau buat kampanye Yah...Pintar, biar dia mengerti akan kebutuhan rakyatnya, dan untuk mendapatkan suara yang banyak calon pemimpin haruslah terkenal...setelahnya jika ia menang maka atas segala beban tugas dan masalah yang dia terima mesti bertanggungjawab.

Sontoloyo : Apakah semua yang kamu jelaskan itu wajib ?

Anak : Wajib lah Yah...

Sontoloyo : Jika kaya menjadi syarat wajib...berarti orang semodel kita ini (khususnya Nak) tidak bisa menjadi calon pemimpin...ngimpi saja tidak boleh...”Sontoloyo tersenyum kecil, merasa mulai masuk mempermainkan pikiran anaknya”.

Anak : Saya tidak minat jadi kepala desa Yah...buat apa juga...masalah sendiri saja belum selesai, sok menyelesaikan masalah orang banyak...”Si anak tampak mengkeret kecut”.

Sontoloyo : Ingat kata kuncinya adalah berguru pada alam... jika satu masa nanti kamu menebar bibit (biji) pohon pada lahan yang luas, dan setelah musim penghujan tiba kamu cek...berapa biji yang tumbuh...tahun depannya lagi kamu cek berapa pohon yang tersisa...kenapa sedikit yang tersisa ?, dan apakah bentuk “kekayaan” dari biji yang tumbuh dan bertahan menjadi pohon itu ?.

Anak : Berarti seleksi alam Yah ?

Sontoloyo : Trusss... ”Si anak terdiam”...Sontoloyo menghisap klobotnya santai, sambil menunggu respon anaknya...dua hisapan belum juga bereaksi... Sontoloyo melanjutkan...Seleksi alam itu tidak peduli kaya dan miskin Nak...Alam itu memilih berdasarkan kelayakan dan daya juang...

Kelayakan itu sangat terpengaruh oleh diri dan lingkungan, dalam kasus bibit tadi yang dimaksud diri itu adalah sehat atau tidak biji tersebut... sementara lingkungan yang berpengaruh adalah biji itu tumbuh pada tanah yang subur, dan airnya cukup... dengan demikian maka biji akan tumbuh menjadi bibit, dan setelah itu seberapa keras daya juangnya dalam menumbuhkan akar, dahan dan rantingnya...ingat “turut campurnya manusia dalam kondisi ini sangat berpengaruh!”.

Anak : Lalu apa hubungannya biji tadi dengan calon pemimpin Yah?

Sontoloyo : Anak itu ibarat bibit...keluarganya adalah tanah dan air...lingkungannya adalah tempat ia harus menguji seberapa kuat akar, dahan, dan ranting yang dibekali keluarganya.

Menjadi calon pemimpin itu benar katamu Nak, kaya itu perlu tetapi tidak wajib, karena kepintarannya akan mengantarkan ia menjadi terkenal bila dia siap mengabdikannya dengan baik, dan pengabdian itu yang membuat dia di- cap bertanggungjawab.

Kelak kamu bisa menjadi calon pemimpin Nak, tetapi isi otak-mu dulu, sambil ikut serta mengabdi sekemampuanmu...ringan tanganlah atas apa yang bisa kamu perbuat untuk orang lain , jangan malas bergotong royong, dan jangan pamrih dalam mengabdi karena itu bukti kamu itu orang kaya. ”hehehehe tawa Sontoloyo”.

Anak : berarti untuk bisa menjadi calon pemimpin itu sederhana Yah...(nada menggelitik)...kalau dari calon pemimpin menuju menjadi pemimpin bagaimana Yah.?...”nada menggoda”....sejenak obrolan rehat, karena Sontoloyo asik dengan kunyahannya sambil menikmati rewel istrinya protes.

Istri : “Pak sudah malem, kasi istirahat dulu anaknya... lagian ngobrol sama anak jangan tinggi-tinggi, ntar kalo jatuh sakit”. Kalo otaknya ndak mampu ntar kebanyakan berhayal, jadi gendeng...

Sontoloyo : Mumpung libur, sekali-kali begadang boleh-lah... mending ibu buatkan kopi sekali lagi...(Sambil senyum penuh harap)....sambil sedikit merajuk, si istri ngeloyor ke dapur...kopi panas siap, klobot ngebul...program belajar sama alam berlanjut.

Jika bibit sudah tumbuh baik...anak tumbuh menjadi pemuda, maka saatnya belajar pada binatang yang bernama; Kabang Kawe (Bali), alias Berarak (Lombok), Kala Mangga (Jawa) atau umum melayu menyebutnya Labah-labah yang dalam bahasa resmi di negeri kita disebut LABA-LABA.

Anak : Binatang laba-laba ini menakutkan Yah...

Sontoloyo : Jangan lihat bentuk rupanya, mari kita belajar dari ciri dan prilaku hidupnya.

Anak : Bagaimana ceritanya dari laba-laba orang belajar menuju kursi jabatan, atau menjadi pemimpin?

Sontoloyo : Coba jelaskan pada Ayah, apa syarat untuk dikatakan menang atau terpilih menjadi kepala desa dari lima calon kepala desa yang akan kita pilih satu minggu ke-depan ini ?

Anak : Syarat utamanya adalah suara terbanyak Yah...

Sontoloyo : Bagus...untuk bisa mendapatkan suara terbanyak, apa langkah yang harus dilakukan ?

Anak : kata orang-orang “serangan fajar” Yah...bagi-bagi uang menjelang pemilihan (senyum ngawur).

Sontoloyo : Kalau begitu, kembali ke obrolan awal bahwa syarat Kaya itu wajib...ilmu laba-laba membuka peluang orang “miskin” menjadi pemimpin Nak. Perhatikan baik-baik cara hidup laba-laba, yang secara umum mereka mencari makan dengan membuat jaring perangkap...kebiasaan laba-laba setelah membuat sarang dia akan tinggalkan menepi, atau tinggal disalah satu sudut sarangnya. Kenapa ?, karena dari sana cukup bagi laba-laba merasakan getaran dari setiap simpul sarangnya. Ketika ada signal dari salah satu simpul, maka laba-laba akan segera mengecek setiap simpulnya.

Anak : Kaitannya dengan perolehan suara Yah ?

Sontoloyo : Andaikata seorang calon pemimpin berkeinginan untuk mendapatkan suara ternbanyak dalam pemilihan, maka dia harus memasang jaring laba- laba lebih awal pada setiap wilayah sasarannya... (menjelaskan penuh semangat, sambil menatap dalam mata anaknya)...

Artinya bahwa calon pemimpin itu haruslah memperkuat silaturahmi-nya, mengenal lebih dekat dan dalam setiap warganya. Simpul awal

harus di mulai dari keluarga dekat (dari garis Bapak dan Ibu), baru kemudian merembet ke kerabat dan sahabat, serta tidak lupa mengikatkan simpul pada tokoh-tokoh yang berpengaruh di wilayah tersebut. Jika sudah sampai simpul terbentuk dengan model seperti ini, maka boleh dikatakan orang tersebut sudah membangun jaring laba-laba...selanjutnya tinggal membuat skala kontrol dan perhatian, serta momentum untuk memperkuat simpul...

Cara kerjanya sederhana, jika ada keluarga, kerabat atau sahabat sedang tertimpa musibah, maka getaran itu harus segera diperhatikan. Termasuk dalam suasana suka, pun harus mendapatkan perhatian...Perhatian tidak mesti harus berupa uang, memberikan solusi dan mendapinginya dalam menghadapi masalah yang dihadapi merupakan sumbangsih yang luar biasa bagi mereka... Ingat “Kaya” bukan jaminan, tetapi “perhatian” akan menyentuh rasa dan sangat sulit dibuang...Kalau sudah begini “sombong-sombongnya bicara”, kalkulasi

raihan suara sudah bisa mendekati “pasti”. Ayah menyebut ini sebagai “Jaring Laba-Laba Politik”. (Tatapan mata dalam seakan menembus relung batin si anak)...

Anak : Luar biasa Yah...ternyata jika ingin menjadi pemimpin kelak, sederhananya saya harus mulai belajar makna pengabdian, kasih-sayang dengan keluarga, mencintai dan menghormati kerabat dan sahabat, anjang sana kepada tetua-tetua untuk mendapatkan petuah dan doa...(menarik nafas dalam seakan meresapi dan ber-ikrar diri...)... jika begini prosedur lahirnya seorang pemimpin, maka pemimpin kita akan sangat dicintai oleh rakyatnya...apa ini sama dengan yang orang bilang “mider-ideran atau keliling keluar masuk kampung, atau populernya blusukan Yah?”.

Sontoloyo : Yaaa...setali tiga uang lah ! “maksudnya mirip- mirip gitulah!”. Sederhana kan rumusnya ? (wajah sumringah, senang melihat anaknya paham)... tetapi berat untuk dilakukan...

Obrolan berlanjut semakin santai, Sontoloyo sudah akan mengakhiri penjabaran isi pikirannya. “Nak selain belajar disekolah, cobak atur waktumu agar bisa rutin baca Al Qur’an dengan terjemahannya. Yang kita bahas ini ada dalam surat Al Ankabut, di sana dijelaskan bahwa Sesungguhnya rumah yang paling rapuh adalah rumah laba- laba (Surat Al-Ankabut)”, jelasnya pada anaknya. Kalaupun rumah laba-laba rapuh, dalam kisah Ashabul Kahfi dikabarkan bahwa salah satu binatang yang sangat berjasa dalam keselamatan perjalanan “pelarian” tujuh pemuda itu adalah laba-laba.

Dari sinilah Ayah coba merenung, dan mempelajari keseimbangan maksud pembelajaran dari apa yang tersurat dan tersirat. Al Qur’an mengabarkan...alam menjabarkan...”tutup Sontoloyo sembari menyuruh anaknya untuk istirahat”. 

Baca juga :

Rate This Article

Thanks for reading: KULIKAN LOGIKA SONTOLOYO JARING LABA-LABA POLITIK, Sorry, my English is bad:)

About the Author

Aras Atas

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.
// //