MEMBACA ISLAM
TAUHID
Aras Aras | Iman merupakan kebutuhan dasar manusia, imam akan dicapai oleh manusia yang telah menggunakan potensi akalnya dengan benar. Akal manusia merupakan radar bagi manusia menemukan jalan kebenaran, namun tidak ada yang dapat memastikan bahwa sebagian besar umat manusia telah menggunakan potensi akalnya dengan benar?
Tentang bagaimana manusia menemukan Imannya, mengakui Allah sebagai satu-satu Tuhan yang Esa. Dari sekian banyak fenomena pencarian keimanan umat manusia tidak selalu merujuk pada kebenaran yang Maha Esa, melainkan semakin terjerumus atas kesesatan. Namun Allah telah menegaskan bahwa yang sampai pada informasi bahwa Dia lah satu-satunya Tuhan yang layak disembah (kebenaran) adalah pada hambanya yang menggunakan akal dan pikirannya dengan benar (sempurna).
Akal yang sampai pada kebenaran ialah akal yang mengikuti ketentuan-ketentuan hukum universal (sunnatullah). Manusia yang berakal ialah manusia yang mengikuti sunnatullah. Tuhan telah menggaris bawahi bahwa apa yang Dia ciptakan adalah tanda-tanda bagi yang berakal dan yang mau berpikir, bagaimana tanda-tanda itu bisa terjadi.
Keniscayaan bagi Tuhan untuk diakui oleh hamba-hambanya, perintah langsung Tuhan untuk meng-Esa-kan Dia sendiri bukanlah bentuk ingin diakui oleh semua hambanya. Adanya pengakuan dari hamba-hambanya tidaklah meniadakan eksistensi-Nya di alam raya ini, namun dalam waktu yang bersamaan atas perintah menyembah pada Nya itu adalah bentuk Tuhan mengurus alam raya yang telah Dia ciptakan dan sekaligus kebutuhan bagi umatnya agar tetap pada fitrahnya.[1]
Tauhid adalah kata sifat-kerja yang melekat pada hamba-Nya sebagai pelaksana perintah-perintah-Nya, dengan ini, adanya ilmu-ilmu tentang ketauhidan merupakan hasil penalaran manusia atas kebutuhannya tetang pengakuan Ke-Esa-an Tuhan. Disebutkan di atas bahwa adanya pengakuan atau tidak dari mahluk ciptaan-Nya atas Ke-Esa-anNya itu tidak mengubah apa lagi menghilang eksistensi Tuhan. Tuhan telah menciptakan mekanisme alam-raya ini dengan rumus-rumus penciptaan yang pasti, gerak dan hidupnya alam-raya ini (berkenaan dengan seluruh ciptaanya baik benda hidup dan benda mati) secara alamiah (berdasar rumus-rumus penciptaan-Nya) adalah tanda-tanda yang akan diterima oleh mahluknya atas Ke-Esa-an Nya.[2]
Maka pengakuan mahluk-mahluk ciptaan-Nya atas ke-Esaan-Nya merupakan kenyataan yang alamiah, tidak ada satu hal pun yang dapat menghadang proses yang alamiah ini. Manusia pasti akan mencari sendiri Tuhannya, karena tanda-tanda akan adanya Dia telah terlihat dengan jelas oleh manusia-manusia yang menggunakan akal dan pikirannya secara optimal.
Rate This Article
Post a Comment
Thanks for reading: Membaca Islam, Ketauhidan, Sorry, my English is bad:)