Follow Aras Atas on Facebook Contact Us Open!
Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated

Aras Aras | Pahlawan, Boleh Siapa Saja adalah buku yang ditulis oleh Raden Rachmadi merupakan kumpulan tulisan Raden Rachmadi yang dimuat dalam berbagai media cetak sejak tahun 1990an. Buku ini disunting oleh Sabarudin Indra Wijaya dan diterbitkan tahun 2018.

Pahlawan, Boleh Siapa Saja merupakan salah satu judul opini yang termuat Koran Harian Umum Nusa Tenggara halaman 14, Jumat, 14 November 1997. Judul ini dipilih sekaligus sebagai judul Buku. Menariknya saat penyunting menanyakan kepada penulisnya tentang judul buku yang pas, itu diserahkan sepenuhnya pada penyunting. Namun saat saya membahas gambar apa yang layak menjadi icon ini di sampul buku. Penyunting menyampaikan akan menggunakan siluet wayang dari tokoh Bima (salah satu Pandawa), Penulis menanya balik kenapa harus Bima? kenapa tidak Rahwana?. Seketika saya tertegun, berpikir Rahwana?.

Baru saya sebagai penyunting membaca banyak referensi tentang sosok Rahwana dengan bagai versi. Pada akhirnya, saya bertanya "Apakah Rahwana Jahat?" Dalam kolosalnya dia adalah musuh besar dari Rama karena menculik Sinta istri sah dari Rama. Namun selama masa penculikan Sinta tak secuil pun di sentuh apalagi dilukai oleh Rahwana. Setiap menjumpai Sinta, Rahwana akan selalu menanyakan "sudahkan ada rasa cinta dalam hati Sinta", jika belum dia akan pergi dan akan kembali lagi menanyakan hal sama lagi.

Sebagai Cerita dan Kisah, Rahwana ditetapkan sebagai "Jahat" apakah dia benar-benar orang jahat? bahkan dia sebagai Raja Alengka dikenal sebagai Raja yang murah hati. Lalu Rahwana apa boleh menjadi Pahlawan? Dalam dialektika buku ini, semestinya boleh, namun problemnya apakah Rahwana bisa disebut Pahlawan layaknya pahlawan-pahlawan yang terkenal lainnya? Namun ulasan ini hendak berlaku sama, bahwa siapa saja boleh menjadi pahlawan, tak terkecuali Rahwana.............Aras Aras | 

Pahlawan, Boleh Siapa Saja

Oleh: Raden Rachmadi


“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya.” 

Itulah sepotong kalimat yang amat menyentuh hati kita, yang berkaitan dengan pahlawan. Sebagai suatu semangat, ia diperlukan sebagai bahan refleksi, kontemplasi dalam menjembatani langkah hidup kita. Menjembatani agar kita tak terpuruk pada lubang yang sama.

Jika kita berkunjung ke sebuah perpustakaan atau museum, serta ada keinginan hati untuk membuka lembaran-lembaran usang dari teks sejarah, maka di sana kita akan menemukan sejumlah nama pahlawan. Tapi kalau kita mau obyektif, dari zaman Raja Kudungga (Kerajaan Kutai) kita akan melihat bahwa sosok pahlawan selalu berasal dari keluarga raja atau paling tidak dari lingkungan istana. Sebut saja Pangeran Diponegoro, Pangeran Antasari, Sultan Hasanuddin, Sultan Agung, dan yang lainya. Semuanya istana sentris. Begitu pula dalam kisa epik Mahabaratha tokoh yang dianggap pahlawan adalah Pandawa.

Meskipun mereka pernah dibuang ke hutan selama puluhan tahun, namun mereka sebenarnya adalah putra-putra dari Prabu Pandu yang mewarisi kerajaan Hastinapura.

Andai pun ada tokoh yang dianggap pahlawan yang berlatar belakang keturunan rakyat biasa, pasti pada gilirannya akan dipaparkan bahwa dia merupakan titisan dari dewa yang turun ke bumi. Dalam sejarah Indonesia, salah satunya adalah tokoh Ken Arok. Kitab Pararaton atau Keturunan dari Ken Arok memaparkan bahwa meskipun dia bukan keturunan raja, akan tetapi dia merupakan titisan dari Dewa Brahma. Dan kalau dalam kisah epik Mahabaratha – Khususnya versi Indonesia – dapat dicermati pada tokoh semar yang merupakan titisan dari Sang Hyang Ismaya.

Namun demikian, pada gilirannya sesuai dengan perkembangan zaman, maka berubah pula konsep pemahaman kita tentang pahlawan ini. Di Indonesia dinamika ini dimulai oleh Sartono Kartodirdja dengan menyusun satu disertasinya yang bertemakan pemberontakan petani Banten pada tahun 1888. Dari sinilah konsep kepahlawanan berubah. Tidak selalu bangsawan, sultan, punggawa, dan seterusnya, tapi para petani, buruh, pedagang dan yang lainnya pun bisa jadi pahlawan.

Terlebih lagi, majalah TEMPO (almarhum) pada edisi 9 November 1985. Pernah mengadakan polling tentang persepsi masyarakat yang berkaitan dengan pahlawan.

Dari 474 responden yang mereka jaring, pada akhirnya (50,73%) disimpulkan bahwa pahlawan adalah ‘siapa saja yang dianggap berjasa untuk nusa dan bangsa’. Dia seorang ABRI, guru, bahkan buruh sekalipun – seperti Marsinah – tampaknya layak untuk menyandang gelar pahlawan. Apa lagi kalau kita lihat dalam PP No 33 tahun 1964, tentang penetapan dan pembinaan terhadap pahlawan. Di situ tidak disebutkan eksplisit kriteria yang baku tentang pahlawan ini.

Dengan demikian sebenarnya konsep pahlawan ini lebih kepada nuansa historis, sosiologi dan etis

Tapi, sudahlah. Bukan berarti perbincangan ini ingin mengarahkan kepada gugatan yang selama ini dilabelkan kepada seseorang yang bergelar pahlawan. Namun lebih kepada penyadaran tentang kewenangan tiap orang untuk menjadi pahlawan. Tanpa menjadi sok pahlawan atau pahlawan kesiangan.

Dan tampaknya kita setuju kepada apa yang pernah dikemukakan oleh Chairil Anwar yang mengatakan pahlawan “Suaramu nanti diam ditekan, Namamu nanti terbang hilang, Langkahmu nanti enggan ke depan, tapi kami sederap mengganti, bersatu maju, ke kemenangan."

Singaraja, 1997

Diterbitkan pada Koran Harian Umum Nusa Tenggara halaman 14, Jumat, 14 November 1997



PROFIL PENULIS
Baca juga :

Rate This Article

Thanks for reading: Pahlawan Boleh Siapa Saja, Sorry, my English is bad:)

About the Author

Aras Atas

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.
// //